Assalamualaikum kawan2..
mula2 aku tdengar dari kawan ttg berita ni, tp aku was2..
bila aku cari dlm google aku jumpa ni..
Was-was Menanti Hari Pembakaran Al Quran
berita2.com (Jakarta): Tanggal 11 bulan 9 atau lebih dikenal denga 9/11 adalah hari paling bersejarah bagi Amerika Serikat (AS) dan juga dunia. Betapa tidak pada hari terjadi penyerangan teroris yang paling mematikan terhadap Menara Kembar aray WTC. Sekitar 3.000 orang tewas dalam peristiwa itu. Peristiwa itu kemudian diperingati setiap tahun dengan doa, bunga dan sebagainya sebagai ungkapan duka cita. Tapi peringakatan kali ini, ada suatu yang berbeda. Nun jauh di sebuah daerah pelosok AS, di Florida, peringatakan 9/11 rencananya dilakukan dengan pembakaran kitab suci Al Quran. Saat ini banyak sekali pihak yang was-was terhadap aksi itu.
Betapa tidak, setelah sebelumnya melemparkan pesan kebencian lewat kaos bertuliskan Islam Is Of The Devil, kali ini Gereja Dove World Outreach Center di Gainesville, Florida berencana untuk melakukan aksi yang lebih kontroversional dengan menyerukan agar warga Amerika Serikat untuk membakar Al-Quran pada tanggal 11 September selama peringatan sembilan tahun penyerangan 11 September.
Lewat kampanye mereka yang mencanangkan International Burn a Koran Day (Hari internasional membakar Al-Quran) yang dijadwalkan akan berlangsung pada tanggal 11 September 2010, di sejumlah media maya, seperti facebook dan YouTube, gereja itu mengajak orang untuk ikut mendukung gerakan tersebut.
Gerakan tersebut mendapat kecaman dari umat kristiani sendiri. Asosiasi Nasional Evangelis, kelompok evangelis terbesar di AS, mengeluarkan pernyataan mendesak gereja untuk membatalkan acara tersebut. Peringatan yang dibarengi dengan pembakaran Al Quran itu bisa menimbulkan ketegangan di seluruh dunia antara kedua agama, Islam dan Nasrani.
"Mari kita mengembangkan hubungan kepercayaan dan menghormati agama lain. Kita semua adalah ciptaan-Nya. Oleh karena itu marilah saling menghormati," demikian sikap Asosiasi Nasional Evangelis.
Council on American-Islamic Relations (CAIR) di Amerika juga tak terprovokasi. Lembaga tersebut menyerukan umat Islam Amerika untuk menanggapi rencana gila gereja Florida yang mengkampanyekan hari internasional membakar Al-Quran, dengan menyelenggarakan pendidikan "Berbagi Al-Quran" pada acara berbuka puasa bersama di bulan Ramadhan, di mana Al-Quran akan dibagikan kepada tetangga, masyarakat dan aparat penegak
"Masyarakat muslim di Amerika dan orang-orang yang memiliki hati nurani harus mendukung upaya pendidikan yang positif untuk menolak penyebaran Islamophobia," kata Juru Bicara CAIR Ibrahim Hooper.
Seperti dilansir CNN, pimpinan gereja tersebut, Pastor Terry Jones, gencar mengampanyekan aksi tercela tersebut di sejumlah jejaring sosial. Halaman Facebook yang dibuat Jones kini telah memiliki 1.600 penggemar, jumlah tersebut justru kalah tanding dari grup lain yang didirikan dengan maksud melawan intoleransi yang tidak menghormati orang-orang muslim dengan jumlah keanggotaan sebanyak 3.100 penggemar.
"Kami percaya bahwa Islam adalah setan, yang menyebabkan jutaan orang masuk neraka. Itu adalah agama menipu, itu adalah agama kekerasan dan itu terbukti," kata Pastor Terry Jones seperti dilansir BBC.
Selain lewat situs jejaring sosial facebook, kampanye hari internasional membakar Al-Quran juga dipromosikan lewat situs berbagi video Youtube dengan pendeta Wayne Sapp sebagai pengkhotbah.
"Terdengarnya seolah usulan untuk membakar Al-Qur'an itu berakar dari rasa dendam," ujar presiden AEN, Leith Anderson. "Padahal Alkitab mengatakan bahwa umat Kristen harus 'memastikan bahwa tidak ada yang membalas kesalahan dengan kesalahan, tapi selalu berusaha untuk berbuat baik pada sesama dan setiap orang'."
Dalam sebuah wawancara dengan kantor berita The Christian Post minggu ini, pastur senior Dr. Terry Jones menjelaskan, "Kami hanya melakukannya karena kami merasa perlu ada seruan untuk melawan Islam, karena Islam memperkenalkan dirinya sebagai agama perdamaian."
Dalam meminta gereja Gainesville untuk membatalkan acara itu, AEN, yang mewakili lebih dari 45,000 gereja setempat dari 40 denominasi, mengutip resolusinya di tahun 1996 tentang penganiayaan relijius. Dalam resolusi itu, badan evangelis tersebut berjanji untuk "berbicara tentang penganiayaan relijius yang dilakukan oleh saudara-saudara Kristiani kami kapanpun hal ini muncul di seluruh dunia."
Kaum Muslim di seluruh dunia akan sangat tersinggung oleh pembakaran Al-Qur'an, seperti halnya umat Kristen pasti akan sangat terhina jika kelompok lain membakar Alkitab. "Pernyataan paling berpengaruh oleh organisasi api unggun 11 September adalah desakan untuk membatalkannya dalam nama dan cinta Yesus Kristus," ujar Anderson.
Dr. Diaa Rashwan, pakar gerakan Islam di Pusat Studi Strategis dan Politis Al Ahram Mesir, mengatakan bahwa ini adalah sebuah preseden yang sangat berbahaya yang telah melampaui semua logika dan kepekaan.
"Jika ini terjadi, krisis yang serius akan terjadi di dunia Muslim," ujarnya kepada kantor berita Al Arabiya. "Pikirkan apa yang terjadi dengan kartun Denmark. Bayangkan apa yang akan terjadi jika Al-Qur'an dibakar."
Rashwan mengatakan tidak ada hubungan antara serangan 11 September dan Al-Qur'an dan jika logika itu diterapkan, kitab suci lainnya akan bertanggung jawab untuk beberapa kejahatan terhadap kemanusiaan.
"Dalam kasus ini, kita bisa menyalahkan Alkitab Injil untuk jutaan kematian di sepanjang sejarah. Misalnya, Gereja Protestan atas nama Hitler bisa diminta bertanggung jawab untuk jutaan nyawa yang hilang dalam Perang Dunia II."
Rashwan memperingatkan akan adanya pembalasan terhadap tindakan tersebut dan meminta pemerintah Amerika untuk turun tangan sebelum lingkaran kekerasan dan ekstrimisme diprakarsai.
"Dewan Keamanan PBB juga harus ikut campur sebelum pecah perang antar agama. Membakar Al-Qur'an bukan kebebasan berekspresi. Itu adalah pelanggaran terhadap hak dari 1.3 milyar Muslim di seluruh dunia."
Upacara untuk membakar Al-Qur'an, tambah Rashwan, tidak bisa dibandingkan dengan peraturan yang dikeluarkan oleh beberapa negara Eropa terkait busana yang dianggap Islami. Dia mengutip contoh Perancis yang mengeluarkan sebuah hukum yang melarang cadar di tempat umum. Perancis memang melarang cadar, tapi tidak menyerang Islam. Ada perbedaan antara melarang sebuah perilaku dan terlibat dalam aksi asusila tersebut.
Gerakan peduli prulalisme juga mengecam keras rencana pembakaran Alquran, Kepala biro dan penelitian Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Hendri Liocra meminta Dove World Outreach Center menarik pernyataanya dan menghentikan rencana aksi pembakaran kitab suci umat Islam.
"Kami meminta Dove World Outreach Center menarik pernyataan yang tidak terpuji dan melecehkan keyakinan agama lain. Pemerinah AS juga segera menghentikan rencana aksi tidak beradab Dove World Outreach Center, karena aksi itu melanggar hak asasi dan memicu ketegangan umat beragama di seluruh dunia," ujarnya di Aula PSI Salemba Raya, Jakarta Pusat, Rabu (4/8/2010).
Hendri mengatakan aksi Dove World Outreach Center melakukan pembakaran Alquran patut dikecam. Hendri juga mengimbau masyarakat agar tidak terprovokasi untuk membakar kitab suci umat Islam.
"Pada peringatan 9 tahun tragedi WTC, bagi kami kampanye dan provokasi tersebut tindakan tidak terpuji dan patut dikecam. Kami juga meminta untuk tidak mengikuti imbauan tersebut, dan menyerukan agar umat manusia tidak terjebak dalam perbuatan anarkistis," tambahnya
Berkacalah pada peristiwa yang terjadi pada Januari 2010. Sembilan orang tewas akibat kena tembak dalam unjuk rasa di sebuah kota Afghanistan, dalam apa yang disebut protes pembakaran Al Quran oleh pasukan asing. Aksi kekerasan meletus di distrik Garmsir, Provinsi Helmand, Afghanistan selatan menyangkut rumor-rumor bahwa pasukan pimpinan NATO merusak sebuah Al Quran dalam satu operasi militer.
Lalu Bagaimana jika pembakaran kitab suci itu dilakukan secara terang-terangan. Sesuatu yang sangat sulit dibayangkan dampak yang akan terjadi.
maaf la kalau tersalah letak thread atau isu ni dah ada thread sblum ni..
berdoa la supaya kejadian seperti ini tidak terjadi..
No comments:
Post a Comment